Saturday 16 July 2016

Lanjutan ..beasiswa S2




Buat saya UGM itu cinta pertama, jadi sekarang berasa CLBK kaya balik ke mantan,hehehe.
Alhamdulillah dengan pengorbanan banyak pihak, saya dinyatakan diterima beasiswa program TDR. Gimana ga banyak, tanggal 8 juni sore saya (kayak ragu2)dinyatakan lulus. Kenapa saya bilang ragu, karena tdk ada letter of acceptance, saya di beritahu via phone. Dan seketika diminta untuk melengkapi dokumen dan upload online seperti mahasiswa Indonesia program lainnya.
Waduh, kok begitu ya? Mana saya baru tahu harus tes TPA.
Dan dimulai pengorbanan suami nganterin ke UI buat minta surat rekomendasi dari dr.erlina, mana panas, kapan ketemuannya juga ga jelas, puasa lagi. Pengorbanan mama yang bela belain ke Jakarta buat bantuin jaga Rudy kala saya ujian TPA. Dan pengorbanan Rudy yang akhirnya belajar minum ASI pakai dot karena mama nya ujian, berbuah kelulusan.
Perjuangan banget melengkapi semua dokumen nya, bukan karena sulit tapi waktunya mepet dan sistemnya juga online.
Saya juga tidak tahu kenapa program beasiswa ini tidak membuat system yang sama untuk semua pendaftarnya (dari berbagai Negara berkembang termasuk indonesia).
Saya mau cerita satu-satu,
Tentang UGM dan CLBK. Dulu zamannya SMU saya sangat ingin dan berharap besar diterima di FK UGM (belagu ya) semua bentuk perjuangan dilakukan, bahakan ujian UM UGM pun bela belain di jogja. Tapi namanya juga belom jodoh, dan saya harus kuliah di FK Unand saja. Masih teringat jelas betapa sakitnya dinyatakan belum lulus, kayak putus cinta (kayak pernah)
1 dekade saya melupakan UGM, karena udah move on ke Heidelberg. Saya juga ga begitu familiar dengan syarat2 master di Indonesia. Karena ga pernah juga apply di Univ Indonesia.
Kebetulan saya mau resign tapi ga tau alasannya apa, Heidelberg belom jebol, eh ada pengumuman S2 UGM. Isengla saya coba, pas banget lagi hamil muda. Namanya iseng ya antara berharap sama ga.
Waktu berlalu, alasan resign pun sudah saya pegang : mengasuh anak full. Jadi saya sudah lupa dengan UGM.
Pas 3 bulanan Rudy, tiba tiba saya diminta wawancara dan seterus nya sampai Rudy usia 4 bulan, saya dinyatakan diterima sebagai mahasiswa UGM. Hihihii…makanya sekarang berasa CLBK. Tapi buat saya Allah SWT maha mengetahui yang terbaik buat umatnya. Saat saya kesengsem UGM, dikasih Unand dulu. Saat saya mati matian sama Heidelberg dikasih UGM dulu. Mudah-mudahan setelahnya beneran bisa ke jerman deh. :D
Yang kedua, saya mau bahas tentang TPA.
Saya tahu TPA itu tesnya bersifat umum dan kayak tes psikologi. Tapi saya ga tahu klo TPA itu ada score nya semacam TOEFL dan UGM punya standarnya. Jadilah dalam kepasrahan yang sangat pasrah saya ikut tes TPA di bogor. Bekalnya DOA sama intip2 di  internet contoh soal TPA. Alhamdulillah sekali ujian dapat score diatas rerata. Padahal pas tes rasanya saya ngasal, mana orang orang yang ikut tes kayaknya udah pengalaman banget. Jadi, lagi lagi Allah lah yang maha pembuka jalan untuk setiap umatnya.
Terimakasih Suami, orang tua dan Rudy yang mau membantu dan berkorban demi beasiswa ini, semoga berkah ilmu ini dan menjadi amal di akhirat. Next, mari rempong daftar ulang dan cari kontrakan.



Wawancara beasiswa S2



Hunting beasiswa S2 sudah seya lakukan sejak lulus dokter sampai sekarang.dan pencapaian tertinggi saya hanya email dari universitas yang isinya : saya harus sekolah terkait laboratorium (saat itu memang agak ngoyo untuk segera sekolah di LN).
2 tahun belakang ini saya baru tahu, UGM buka beasiswa namanya TDR WHO. Saya yang minim info tentang beassiwa S2 dalam negri, jadi tertarik untuk apply.
Setelah menikah saya coba apply ke TDR, agustus 2015, lagi hamil 3 bulan, saya telat mengirim berkas (itupun masih kurang surat keterangan sehat dan rekomendasi). Tapi tetap saya kirim tanpa berharap banyak. Tahun 2016 pun sudah mulai, dan saya sudah punya bayi berusia 3 bulan. Tiba-tiba 12 mei 2016 saya menerima email dari admin TDR, mereka minta saya untuk wawancara via skype.
Mulai bingung, karena maret lalu saya skip apply karena baru punya bayi,lah kok saya di email ya.
18 mei 2016,perjanjian skype dilakukan 8.30-8.50. hari yang sangat menegangkan, bukan hanya ini kali pertama saya interview beasiswa tetapi saya punya bayi yang saya urus sendiri alias tidak ada asisten.
Malam sebelumnya, perlengkapan skype sudah beres. Baca beberapa pengalaman orang di blog juga sudah, si baby pun di pasangin diapers lebih awal, agar si baby nyenyak tidur malam dan pagi nya tidak rewel.
Pagi hari nya, saya sudah bersiap diri, sudah sarapan dan memandikan baby lebih awal . berharap dia akan tidur seperti biasa ( jam 8 kurang). Tidak tahu mengapa, sudah jam 8, bayi saya masih belum terlelap, saya makin deg deg an.
8.10 bayi saya tertidur dan saya sudah standby di depan ipad.
8.30 kok belum dihubungi ya. Saya berpikir, mungkin saya didiskualifikasi karena tidak mengconfirm ulang bersedia di wawancara.
8.35 akhirnya email masuk dari admin. Ternyata mereka sedang ada gangguan teknis.
9.00 saya di skype oleh admin, tepat bayi saya mulai gelisah dalam tidurnya. Saya tunggu beberapa saat berharap bayi tenang, tetapi malah makin gelisah pake nangis Dan akhirnya saya angkat call skype dengan backsound tangisan bayi. Ternyata mereka mau menginfokan bahwa akan melakukan call group.
Dugh, pantes dari tadi ga nyambung. Mana saya belum update skype.
Rasa ribeet banget. Alhamdulillah adminnya izinin saya untuk update dahulu.
Nunggu nunggu sampe jam 9.30 akhirnya saya di wawancara. Walaupun saya sudah tahu kemungkinan pertanyaan yang akan ditanya, saya tetap tidak mempersiapkan diri maksimal.
Scenario wawancara
Saya diwawancarai oleh 2 ahli epidemiologi (sempet googling mereka dulu) pertama saya disuruh memperkenalkan diri (ya biasa). Lalu mulai ditanya:
Apa kekuatan saya
Apa kelemahan saya
Kenapa saya tertarik dengan bidang ini
Apa pengalaman yang bisa saya bawa ke program ini
Apa karir impian
Kenapa mereka harus memilih saya
Satu hal yang bisa mengingatkan mereka terhadap saya.
Apa saya tahu tentang research implementasi, apa pendapat saya.
Lalu hal hal personal, tentang biaya, alasan resign, pengasuhan anak dan planning saya kedepan jika tidak diterima di program ini,

Sejujurnya saya masih bingung akan berkarir seperti apa di Indonesia, yang saya bayangkan, saya bekerja di universitat di jerman sambil praktk sebagai kinder arztin.
Saya pasrah saja dengan hasil nya,diterima atau tidak. Yang pasti saya bersyukur naik satu tingkat pencapaian : wawancara (hehe)
Semoga saya hisa mencapai hingga bisa kuliah di jerman nanti dengan beasiswa pastinya hehhe.

Alhamdulilllah,Thanks for coming so soon our little rudy.





Banyak cerita kehidupan yang ingin saya tuliskan tetapi terlewati waktu.

Saat ini saya sudah dua bulan resmi menjadi mama temporary full at home. Hehe, iya saya masih ingin beraktifitas diluar rumah , entah itu bekerja atau kembali sekolah, nanti diwaktu yang tepat. Dua bulan sudah saya memangku jabatan itu, sesuai dengan usia anak kami,Rudy.
Mei 2015 kami menikah,dengan persiapan yang di support penuh oleh keluarga. Karena kami bekerja di Jakarta dan acara akan berlangsung di Padang, sehingga support keluarga melebihi dari kami. Bahkan saya merasa tidak mempersiapkan diri. Mepet perawatan sebelum nikah ( H-2), baralek ga pakai hiasan tangan (inai di kuku ataupun hena di punggung tangan). Ya sudah, Alhamdulillah acara berjalan lancar.
Honeymoon? Tidak, sehari setelah acara selesai kami segera kembali bekerja, rencana honeymoon pun tidak kami bahas,nanti, nanti pasti ada waktunya. Kami sama sama kembali ke Jakarta, suami pulang kerumah dan saya meneruskan perjalanan dinas ke malang.
Ya mungkin menginap 2 malam di malang bisa di hitung honeymoon ( kabur 2 hari dari meeting kantor). Dan waktu pun berjalan. Sampai saya benar-benar menyadari, something different happened. Alhamdulillah, positif hamil, tidak puas dengan test pack, kami pun ke dokter obgyn. Lega, bahagia, deg deg an, dan secepat ini kah Allah mempercayai kami?
Trimester pertama terlewati bersama sedikit mual dan sesekali muntah. Dengan ketidak sukaan dan kesukaan diluar kebiasaan. Lalu memasuki trimester kedua saya di uji, Abortus imminens. Astaghfirullah, tidak pernah terpikir oleh saya, dengan aktifitas pekerjaan dilapangan dan mengikuti les jerman di malam hari akan berdampak begini. Calon bayi nya protes sepertinya.
Bed rest total dirumah adalah hal terberat yang harus saya lakukan. Selain saya tidak punya “si mbok”, saya terbiasa senang mengusik rumah. Tiga hari..dan akhirnya seminggu , calon bayi berdamai dengan saya. Alhamdulillah. Waktu terus berjalan, semua persiapan dilakukan secukupnya. Iya, saya memang sedikit khawatir, dan ya bisa dikatakan percaya pamali. Hanya untuk jaga-jaga. Pakaian bayi laki2 pun disiapkan,bedong dan selimut. Kami tidak mempersiapkan kasur khusus, bantal khusus, dll (berharap di kasih kado saja , hehe).
Masuk trimester ke tiga, pembicaraan pengasuhan bayi dimulai. Awalnya saya yang kekeuh bahwa, nanti saya akan resign, lalu menjaga si bayi full 6 bulan,klo anaknya sudah bisa dibawa-bawa saya mau balik kerja (ngarep). Akhir kontrak pun sudah dekat, panggilan untuk perpanjangan kontrak pun sudah saya dapatkan. Tetapi, dengan restu suami dan hati yang tiba-tiba galau, saya pun membalas dengan permohonan tidak melanjutkan kontrak.
Fenruari 2016, hari pertama tidak bekerja, saya sudah mulai usil dengan teman2, ada rasa rindu terselip, kesepian juga. Tapi saya hibur diri sendiri, nanti jika anak ini lahir, tidak ada waktu yang tersisa seperti saat ini. Seminggu tidak bekerja, dan tiba-tiba tanda melahirkan datang. Dihari subuh imlek, akhirnya kami ke RS, dan sudah pembukaan dua. Sejam dua jam. Pembukaan bertambah terus. Dan sakit pun tak terhingga. Rasanya saya mau mati saja. Semua pembelajaran senam hamil hilang. Sudah pembukaan delapan. Sakitnya semakin menjadi, si bayi pun belum turun. Ya Allah, saya pasrah.
Ashar, Alhamdulillah lahir bayi laki-laki kami. Yang setelah percapakan kecil di bulan bulan lalu akhirnya suami saya memutuskan memberi nama Khalid Baharrudin May. Ada doa yang kami selipkan, semoga dia menjadi lelaki yang tangguh dan tawadu’ seperti  panglima Khalid bin walid, dan cendikia seperti bapak bacharuddin jusuf habibie, dan selalu ingat bahwa dia adalah generasi dari 3 lelaki  hebat( Masrul, Addifa, Yulman), Amiin. Selamat bertumbuh kembang anak kami Rudy
april 2016